Selasa, 26 Agustus 2008

Jangan pernah mencela makanan di meja makan

Kalimat diatas mungkin cukup ekstrim khusus nya bagi kritikus makanan. Tapi kali ini saya ingin membahas masalah ini sebagai bentuk hormat saya kepada seseorang yang mengajarkan ini dengan tidak sengaja atau bahkan orang itu tidak menyadarinya.

Buat saya makan adalah kebutuhan, yang penting kebutuhan gizi, kebutuhan tubuh atas makanan yang menghasilkan energi dan untuk pertumbuhan. Mungkin konsep ini yang membuat saya tidak begitu mahir dalam memasak, karena buat saya makanan hanya terbagi atas 3 yaitu : enak sekali, enak dan tidak bisa dimakan (mis: basi). Saya sulit menggambarkan jika makanan tersebut kurang bumbu atau apa. Entah ini kelemahan atau bahkan menjadi kelebihan saya yang artinya: saya mau makan apa aja

Makanya saya ga gitu ngerti kenapa orang ada yang komentar makanan itu ga enak, bakso di ujung jalan sana ga enak, tukang mi ayam yang ini gimana... hmmm atau roti buatan ibu itu enak sekali tiada duanya.. hehhe bingung saya.

Kemudian seorang teman bercerita bahwa ayahnya sangat melarang anak-anaknya berkomentar atas masakan ibunya apalagi di meja makan. Saya pikir itu bukti bahwa anak-anak dan suami menghargai apa yang sudah ibu lakukan untuk menyediakan makanan bagi keluarganya. Nyatanya bukan itu kata teman saya, sang ayah jika sudah duduk di meja makan makan makanan yang dihidangkan, jika terasa kurang garam ambil garam di dapur, kurang bumbu ambil kecap atau saos tomat atau saus sambal botolan atau kalo suka ambil petis udang. Tapi kalo memang tidak enak sama sekali singkirkan saja dan tidak banyak komentar. Ujarnya Kenikmatan makanan hanya ada di lidah selanjutnya setelah makanan masuk ke kerongkongan rasa itu hilang... yang ada tinggal fungsinya, fungsi gizi semua zat yang terkandung di dalam makanan itu. Kalaupun sudah tidak ada gunanya makanan dan minuman akan terbuang kembali menjadi kotoran.

Pada kesempatan yang lain AAgym pernah mengatakan bahwa bayangkan makanan itu datang ke meja makan kita, ikan di laut, sayuran di pegunungan, buah-buahan dari negara lain atau dari perkebunan nun jauh di kota lain. Semua berkumpul di meja makan kita, itu yang patut disyukuri bukannya setelah itu malah di cela dan diberi komentar negatif

Makanya sekarang tiap mau makan liat baik-baik hidangan yang didepan mata, kalo makan sop kambing, bayangkan berapa banyak orang yang terlibat untuk mengantarkan makanan ini ke meja kita, dari mulai jagal kambing, yang menanam bumbu-bumbu, yang menjual, yang mengantar dan yang mengolah. Alhamdulillah sekarang kita tinggal mengambil manfaatnya.... jangan sedikitpun dibeli celaan.

Tidak ada komentar: